Spiga

Ahsanul Minan : Aktifis LSM dan Partai Politik

Ahsanul Minan adalah salah satu alumni MAPK angkatan pertama (lulus tahun 1993). Pria kelahiran Tuban ini termasuk salah satu sosok yang cukup sukses di usia yang masih muda. Berbagai aktivitas sosial dan politik ia geluti.
Ketika menuntut ilmu di MAPK Surakarta Ahsanul Minan pernah mengalami masa-masa yang menyedihkan. Ayah tercintanya meninggal dunia ketika ia duduk di kelas 1. Namun demikian hal ini tidak membuatnya patah semangat untuk menuntut ilmu di kota bengawan ini.
Setelah lulus dari MAPK Surakarta, sosok yang mempersunting gadis Sukoharjo ini melanjutkan studi di Fakultas Syari'ah STAIN Surakarta. Di masa-masa mahasiswa inilah ia mengenal dunia aktivis. Ia aktif di organisasi intra maupun ekstra. PMII menjadi labuhan hatinya pada waktu itu untuk mengasah diri di bidang organisasi dan pergerakan.
Setelah lulus S1 sosok yang memiliki pemikiran kritis ini aktif "INRES" ("Institute for Research and Empowering Society"), sebuah LSM yang bergerak di bidang advokasi pemberdayaan sosial yang berkedudukan di Surakarta. Ia juga membidangi pendirian LSM ini pada tahun 1997. Dengan bendera INRES Ahsanul Minan kerap kali mengikuti forum-forum international.
Selain aktif di INRES Ahsanul Minan merupakan anggota PANWASLU Wilayah Jawa Tengah. Ia menjabat koordinator bidang pengawasan pelanggaran-pelanggaran dalam PEMILU. Ia Juga salah satu tokoh Gerakan Pemuda Kebangkitan Bangsa. Sebuah ormas underbow Partai Kebangkitan Bangsa.Selain itu ia alumnus MAPK yang pernah mengikuti seminar International Academy for Leadership di Jerman ini juga menjabat sebagai staf Ahli Fraksi PKB di DPR RI.

Widiyanto, MA. alumnus MAPK Surakarta yang "betah" di Eropa.

Widiyanto lahir di Batang, Jawa Tengah, 22 November tahun tujuh puluhan. Ia adalah alumnus MAPK Surakarta generasi ke 2, lulus pada tahun 1994 ( setahun sebelum Habiburrohman ). Ia adalah staf pengajar Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, yang saat ini sedang menyelesaikan studi doktoral (S3) di Theinisch Friedrich Wilhelms Universitat di Bonn Jerman, di bidang filsafat.
Semasa belajar di MAPK Surakarta sosok yang agak pendiam ini sebenarnya tidak begitu menonjol di banding rekan seangkatannya seperti Yasir Alimi ( sekarang sedang studi S3 di Australia) dan Budiman Mustofa ( Staf Pengajar Pondok Modern Assalam, dan aktifis dakwah di Solo). Namun menurut penuturan rekan-rekannya Widiyanto adalah pribadi yang tekun.
Tamat dari MAPK Surakarta, sosok yang sangat terkesan dengan Drs. Mahmud MS alm ( guru bahasa Inggris di MAPK tamatan Australia) ini melanjutkan studinya di bidang Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin STAIN Surakarta, kemudian ia mendapat beasiswa dari Departemen Agama untuk studi di pasca Sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Jogjakarta.
Terinspirasi oleh guru pavoritnya ketika di MAPK Solo, Drs. Mahmud MS, yang pernah belajar di luar negeri, Widiyanto mencoba mencari beasiswa untuk belajar di Eropa. Pada tahun 2003 ia memperoleh beasiswa dari International Institut for Asian Studies (IIAS) untuk belajar di negeri kincir angin Belanda. Maka tahun 2003 - 2005 ia menimba ilmu dari negeri tuan meneer di Rijksuniversiteit ( universitas Negeri ) Leiden di bidang filsafat, dan menulis tesis : Seyyed Hosien Nasr in Science and the Reception of His Idea in Indonesia.
Pengalaman hidup di Eropa tidak membuatnya "kapok" untuk belajar di negeri bule. Meskipun ia harus meninggalkan kampung halamannya, ia melanjutkan studi S3 nya di Eropa. Maka sejak tahun 2006 ia tinggal di Bonn Jerman. Mengalami tinggal di dua negara yang berbeda, bapak dari Adib Asfa Widiyanto ini menuturkan kesan yang berbeda. Di negerinya Van Basten ia terkesan dengan keterbukaan Belanda terhadap budaya dan bahasa bangsa lain. Belanda menyuguhkan budaya yang sangat bervariatif. barangkali karena belanda adalah bangsa pedagang. Demikian ia menganalisa.
Berbeda dengan Belanda, bangsa Jerman memberikan kesan yang lebih mendalam. Jerman, baginya, adalah bangsa yang sangat teliti. Jerman menyajikan ketertiban dan kebersihan yang masih sulit ditiru oleh bangsa Indonesia. Sungai-sungai di Jerman , dan juga kebanyakan di negara Eropa terawat rapi. Tetapi mas Widi belum bisa menyukai makanan Eropa baik belanda maupun Jerman.
Menjadi orang yang "lumayan" sukses tidak membuatnya lupa pada almamater MAPK Surakarta. Bagi nya, fase penting dalam perkembangan intelektualnya terjadi ketika berada di MAPK. Tiga tahun di MAPK ia memperoleh pengemblengan intelektual, rohani, bahasa, motivasi, dan tanggung jawab dalam menyelesakan tugas-tugas. Di MAPK, calon doktor yang menguasai bahasa Arab, Inggris, Belanda dan Jerman ini, memiliki kenangan manis. Ia dulu sering hutang Roti sama Margono ( kakak kelasnya di asrama yang nyambi jualan roti dan mie instan).
Sumber : wawancara via chat.

Habiburrahman el-Shirazy : Sudah Berprestasi Sejak di MAPK Surakarta

Habiburrahman el-Shirazy (lahir di Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 30 September 1976) adalah sarjana Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir dikenal sebagai dai, novelis, dan penyair. Karya-karyanya banyak diminati tak hanya di Indonesia, tapi juga negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Brunei. Karya-karya fiksinya dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi pembaca. Diantara karya-karyanya yang telah beredar dipasaran adalah Ayat-Ayat Cinta (telah dibuat versi filmnya, 2004), Di Atas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Desember, 2007) dan Dalam Mihrab Cinta (2007). Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, dan Bulan Madu di Yerussalem.
Riwayat
Memulai pendidikan menengahnya di MTs Futuhiyyah 1 Mranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen, Demak dibawah asuhan KH. Abdul Bashir Hamzah. Pada tahun 1992 ia merantau ke kota budaya Surakarta untuk belajar di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Surakarta, lulus pada tahun 1995( angkatan ketiga ). Setelah itu melanjutkan pengembaraan intelektualnya ke Fakultas Ushuluddin, Jurusan Hadist Universitas Al-Azhar, Kairo dan selesai pada tahun 1999. Pada tahun 2001 lulus Postgraduate Diploma (Pg.D) S2 di The Institute for Islamic Studies di Kairo yang didirikan oleh Imam Al-Baiquri.
Prestasi
Sejak di MAPK Solo Kang Abik, demikian novelis ini biasa dipanggil adik-adiknya, sudah menunjukkan prestasi yang hebat. Ketika belajar di madrasah unggulan besutan Munawir Sadzalli (alm) ini, ia menulis teatrikal puisi berjudul Dzikir Dajjal sekaligus menyutradarai pementasannya bersama Teater Mbambung di Gedung Seni Wayang Orang Sriwedari Surakarta (1994). Pernah meraih Juara II lomba menulis artikel se-MAN I Surakarta (1994). Pernah menjadi pemenang I dalam lomba baca puisi relijius tingkat SLTA se-Jateng (diadakan oleh panitia Book Fair’94 dan ICMI Orwil Jateng di Semarang, 1994). Pemenang I lomba pidato tingkat remaja se-eks Keresidenan Surakarta (diadakan oleh Jamaah Masjid Nurul Huda, UNS Surakarta, 1994). Ia juga pemenang pertama lomba pidato bahasa Arab se- Jateng dan DIY yang diadakan oleh UMS Surakarta (1994). Meraih Juara I lomba baca puisi Arab tingkat Nasional yang diadakan oleh IMABA UGM Jogjakarta (1994). Pernah mengudara di radio JPI Surakarta selama satu tahun (1994-1995) mengisi acara Syharil Quran Setiap Jumat pagi. Pernah menjadi pemenang terbaik ke-5 dalam lomba KIR tingkat SLTA se-Jateng yang diadakan oleh Kanwil P dan K Jateng (1995) dengan judul tulisan, Analisis Dampak Film Laga Terhadap Kepribadian Remaja. Beberapa penghargaan bergengsi lain berhasil diraihnya antara lain, Pena Award 2005, The Most Favorite Book and Writer 2005 dan IBF Award 2006.Selama di Kairo
Selama di Kairo, ia telah menghasilkan beberapa naskah drama dan menyutradarainya, di antaranya: Wa Islama (1999), Sang Kyai dan Sang Durjana (gubahan atas karya Dr.Yusuf Qardhawi yang berjudul ‘Alim Wa Thaghiyyah, 2000), Darah Syuhada (2000). Tulisannya berjudul, Membaca Insanniyah al Islam dimuat dalam buku Wacana Islam Universal (diterbitkan oleh Kelompok Kajian MISYKATI Kairo, 1998). Berkesempatan menjadi Ketua TIM Kodifikasi dan Editor Antologi Puisi Negeri Seribu Menara Nafas Peradaban (diterbitkan oleh ICMI Orsat Kairo)

Beberapa karya terjemahan yang telah ia hasilkan seperti Ar-Rasul (GIP, 2001), Biografi Umar bin Abdul Aziz (GIP, 2002), Menyucikan Jiwa (GIP, 2005), Rihlah ilallah (Era Intermedia, 2004), dll. Cerpen-cerpennya dimuat dalam antologi Ketika Duka Tersenyum (FBA, 2001), Merah di Jenin (FBA, 2002), Ketika Cinta Menemukanmu (GIP, 2004), dll.

Karya puisi
Sebelum pulang ke Indonesia, di tahun 2002, ia diundang oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia selama lima hari (1-5 Oktober) untuk membacakan pusinya dalam momen Kuala Lumpur World Poetry Reading ke-9, bersama penyair-penyair negara lain. Puisinya dimuat dalam Antologi Puisi Dunia PPDKL (2002) dan Majalah Dewan Sastera (2002) yang diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia dalam dua bahasa, Inggris dan Melayu. Bersama penyair negara lain, puisi kang Abik juga dimuat kembali dalam Imbauan PPDKL (1986-2002) yang diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia (2004).

Karya sastra populer
Beberapa karya populer yang telah terbit antara lain, Ketika Cinta Berbuah Surga (MQS Publishing, 2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (Republika, 2005), Ayat-Ayat Cinta (Republika-Basmala, 2004), Diatas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta Bertasbih 1 (Republika-Basmala, 2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Republika-Basmala, 2007) dan Dalam Mihrab Cinta (Republika-Basmala, 2007). Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening], dan Bulan Madu di Yerussalem.

Aktifitas
Selama di Kairo
Ketika menempuh studi di Kairo, Mesir, Kang Abik pernah memimpin kelompok kajian MISYKATI (Majelis Intensif Yurisprudens dan Kajian Pengetahuan Islam) di Kairo (1996-1997). Pernah terpilih menjadi duta Indonesia untuk mengikuti “Perkemahan Pemuda Islam Internasional Kedua” yang diadakan oleh WAMY (The World Assembly of Moslem Youth) selama sepuluh hari di kota Ismailia, Mesir (Juli 1996). Dalam perkemahan itu, ia berkesempatan memberikan orasi berjudul Tahqiqul Amni Was Salam Fil ‘Alam Bil Islam (Realisasi Keamanan dan Perdamaian di Dunia dengan Islam). Orasi tersebut terpilih sebagai orasi terbaik kedua dari semua orasi yang disampaikan peserta perkemahan tersebut. Pernah aktif di Mejelis Sinergi Kalam (Masika) ICMI Orsat Kairo (1998-2000). Pernah menjadi koordinator Islam ICMI Orsat Kairo selama dua periode (1998-2000 dan 2000-2002). Sastrawan muda ini pernah dipercaya untuk duduk dalam Dewan Asaatidz Pesantren Virtual Nahdhatul Ulama yang berpusat di Kairo. Dan sempat memprakarsai berdirinya Forum Lingkar Pena (FLP) dan Komunitas Sastra Indonesia (KSI) di Kairo.

Selama di Indonesia
Setibanya di tanah air pada pertengahan Oktober 2002, ia diminta ikut mentashih Kamus Populer Bahasa Arab-Indonesia yang disusun oleh KMNU Mesir dan diterbitkan oleh Diva Pustaka Jakarta, (Juni 2003). Ia juga diminta menjadi kontributor penyusunan Ensiklopedi Intelektualisme Pesantren: Potret Tokoh dan Pemikirannya, (terdiri atas tiga jilid ditebitkan oleh Diva Pustaka Jakarta, 2003).
Antara tahun 2003-2004, ia mendedikasikan ilmunya di MAN I Jogjakarta. Selanjutnya sejak tahun 2004 hingga 2006, ia menjadi dosen Lembaga Pengajaran Bahasa Arab dan Islam Abu Bakar Ash Shiddiq UMS Surakarta sambil mengabdi mengabdi di almamaternya MAPK Solo. Saat ini ia mendedikasikan dirinya di dunia dakwah dan pendidikan lewat karya-karyanya dan pesantren Karya dan Wirausaha Basmala Indonesia bersama adik dan temannya.